We love
ﺏﺴـــــﻢﺍﷲﺍﻟﺮﺣﻪﻦﺍﻟﺮﺣﻴـــــــﻢ
Merah Putih Yang Masih Kusam
Artikel-artikel berikut membahas permasalahan yang ada di bumi pertiwi. Mulai dari benih, akar, batang hingga buah permasalahan. Saya mengajak diri saya sendiri dan pembaca yang budiman untuk tenggelam dalam permasalan yang dihadapi bangsa ini.
Permasalahan yang semakin dibiarkan di Indonesia hingga dirasakan turun temurun oleh generasi muda akan dibahas di artikel berikut. Mari kita peduli akan nasib bangsa ini, jangan sampai semakin terpuruk dan tertindas oleh kebodohan dan kebebasan yang tidak bertanggung jawab. Jadi saya persilahkan pembaca yang budiman untuk mengomentari pendapat dari artikel-artikel berikut.


™ Pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan
™ Masih sulitnya biaya pendidikan bagi masyarakat yang belum mampu
™ Masih sulitnya keterbukaan dalam belajar
™ Motivasi untuk anak bangsa agar lebih termotivasi pada Pendidikan
™ Peran orang tua dalam mendidik anak

™ Faktor berkembangnya pornografi
™ Konduktor pornografi

™ Tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh FPI
™ Dampak kekerasan dari tindakan keras FPI
™ Tindakan yang dilakukan oleh pemerintahan dan pihak berwenang
™ Bercermin dari sejarah penyebaran islam oleh wali songo

™ Peranan televise
™ Peran orang tua dalam mengawasi tontonan anak
™ Dampak-dampak televisi bagi anak-anak

™ Pemimpin takabur dan banyak bicara dari pada bertindak
™ Kata umat tentang kriteria pemimpin idaman. Kisah Pemimpin-pemimpin dunia untuk cermin calon pemimpin
Baginda Agung Muhammad SAW
King New Ton
King Arthur (Inggris)
Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq ra.
Sahabat Umar Bin Khottob
Sahabat Utsman Bin ‘Affan
Sahabat Ali bin Abu Tholib
3 Tawanan Perang di zaman Tabi’in
Ir. Soekarno
KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur)
Cinta Tanah Air
Alam ini mengajarkan bahwa tidak ada yang lebih hebat dari Cinta. Dengan cinta seorang mampu takluk, dan berdiri kokoh dengan suatu pendiriannya, dengan cinta seseorang mampu membersihkan debu-debu kebencian. Cinta merupakan perasaan yang mampu menarik hati seseorang untuk selalu bersama dan membela suatu hal yang dianggap baik untuknya. Cinta yang hakiki dihayati seseorang kepada orang yang sangat berjasa baginya.
Misalnya, seorang anak yang mencintai ibunya dengan sepenuh hati karena ibunya telah mempertaruhkan hidupnya demi kelahiran seorang anak. Namun fakta mengatakan lain, entah apa yang membuat diri kita lupa akan cinta yang mulia dari ibu. Kebanyakan cinta didalam diri kita diberikan kepada kekasih yang belum tentu cinta kepada kita, sebut saja pacar, idola. Seolah-seolah zaman dan lingkungan membelokkan pikiran kita ke arah yang miris, kita dilupakan untuk tidak ingat dengan kasih sayang yang diberikan orang yang lebih tulus mencintai kita.

Memang cinta itu merupakan hak dan kebebasan. Namun ingat, kita tidak hidup sendiri. Sejatinya kita benar-benar makhluk yang dilahirkan dan dihidupkan dari bentuk hubungan sosial. Artinya kita harus ingat dengan lingkungan.
Sayangnya Kebanyakan dari kita dilupakan oleh sikap egois yang tinggi untuk menjunjung martabat cinta.. Egois memperbanyak harta, tahta, dan keegoisan cinta dunia lainnya. Nafsu & sikap egois ini membentuk kepribadian kita untuk acuh tak acuh kepada suatu hal yang semestinya dicintai. Sikap egois juga menjadikan kita semakin enggan menerima nasihat-nasihat yang bijak karena dirinya merasa hebat dari orang yang memberinya nasihat. Begitu pula mengartikan cinta kepada Negara tanah air Indonesia.
Cinta kepada Negara sudah semestinya mengakar erat dalam hati oleh setiap orang yang ada di Negara itu. Cinta tanah air sebagai bentuk cintanya kepada alam kelahirannya, dan cinta kepada bangsa juga merupakan wujud persatuan yang ditopang oleh rasa kebersamaan, persamaan nasib, dan ikatan darah suatu bangsa itu untuk menjadikan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Kemajuan bangsa sudah tentu ditentukan oleh rasa cintanya rakyat kepada negaranya. Namun seberapa besar cinta dari kita kepada bangsa ini?

Untuk mencintai tanah air, kita diajarkan untuk mencintai apa yang ada di dekat kita terlebih dulu, dari mencintai diri kita sendiri, kemudian kita belajar untuk membalas cinta yang lebih kepada orang yang telah mengkasihi kita dengan cara yang baik dan sesuai, seperti belajar untuk berbalas budi, belajar untuk ringan mengatakan terimakasih, berbuat kebajiakan dengan tulus meskipun itu hal yang kecil kepada orang lain, belajarlah untuk jujur, belajarlah untuk maaf dan saling memaafkan, sabar bertindak, dan hidup bersama serta membiasakan hidup bertoleransi. Apabila hal tersebut dibiasakan dan ditanamkan dari dini kepada generasi-generasi pertiwi, bukan hal yang aneh apabila generasi muda mendatang membawa misi memuliakan tanah airnya dan membumikan kebajikan.
Oleh karena itu kepada pembaca yang budiman penulis dengan penuh kerendahan hati mengajak kita semua agar mari kita ajarkan diri kita sendiri untuk belajar mencintai suatu kebajikan dari apa yang ada dalam diri kita hingga suatu yang pantas untuk lebih dicintai.
Pembaca yang dimuliakan tuhan, cinta adalah hak kita, namun jangan sampai kita salah menempatkan cinta kepada yang tidak seharusnya diutamakan cintanya. Cinta bukan paksaan, namun kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Satukan dan damaikan cinta, cintakan persatuan dan perdamaian.
Monggoh kito tunjuken lan laksanaken sareng sareng hubb kawulo sedoyo kangge bangsa lan tanah air nusantara tercinta Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar